Ciri-Ciri, Jenis dan Nilai Karya Sastra Melayu Klasik beserta Contohnya

Sahabat Pelajar - Karya sastra melayu klasik sebenarnya merupakan bagian dari cerita rakyat yang berkembang di daerah melayu. Untuk perbedaan karya sastra melayu klasik dan cerita rakyat ialah karna karya sastra melayu klasik merupakan cikal bakal sastra Indonesia modern, sedangkan cerita rakyat ialah cerita yang berkembang di daerah masing-masing. Agar lebih memahami atau lebih jelasnya membedakannya simak ulasannya berikut ini.

Ciri-Ciri Karya Sastra Melayu Klasik

1. Berkembang secara statis dan memiliki rumus baku.
  1. Bentuk prosanya sering menggunakan kata-kata klise, seperti sahibul hikayat menurut empunya cerita, konon, dan sejenisnya.
  2. Bentuk puisinya terikat oleh aturan-aturan seperti banyaknya lirik pada setiap bait, banyak suku kata pada setiap lirik dan pola rima akhir, aturan-aturan itu dapat anda lihat dalam pantun atau syair.
2. Biasanya tidak sesuai dengan logika umum.
3. Kisahnya berupa kehidupan istana, raja-raja, dewa-dewa, para pahlawan atau tokoh-tokoh mulia lainnya.
4. Disampaikan secara lisan atau dari mulut ke mulut. Oleh karena itu tidak mengherankan apabila karya sastra melayu klasik memiliki banyak versi sesuai orang yang menceritakannya.
5. Nama penciptanya tidak diketahui ( anonim ), hal tersebut disebabkan oleh sifat karya sastra klasik yang menganggap karya sastra merupakan milik bersama masyarakat.

Jenis-Jenis Karya Sastra Melayu Klasik

Sastra melayu klasik yang merupakan sastra lama yang lahir di masyarkat lama atau tradisional yakni suatu masyarakat yang masih sederhana dan terikat oleh adat istiadat. Nah berikut ini untuk lebih memahami tentang jenis-jenis sastra melayu klasik sebagai berikut.

Perbedaan Sastra Melayu Klasik Dan Sastra Baru

Sastra Melayu Klasik ( Lama ) Yaitu :

  1. Puisi berbentuk terikat dan kaku
  2. Bersifat statis
  3. Cerita berkisah kerajaan, istana sentries, bersifat feudal
  4. Bentuknya hikayah, tambo, dongeng, pembaca dibawa kea lam khayal
  5. Dipengaruhi kesusastraan Hindu dan Arab
  6. Cerita sering bersifat anonym

Sastra Baru Yaitu :

  1. Puisi bersifat bebas, baik bentuk maupun isi
  2. Bersifat dinamis
  3. Cerita seputar masyarakat sentris ( kehidupan masyarakat sehari-hari )
  4. Bentuknya roman, novel, cerpen, kisah, drama dan berlandaskan pada dunia yang nyata
  5. Dipengaruhi oleh kesusastraan barat
  6. Diketahui siapa pengarangnya karena dinyatakan dengan jelas

Jenis-Jenis Karya Sastra Melayu Klasik ( Lama )

  1. Mantra ( puisi yang berisi dunia gaib )
  2. Pantun
  3. Pantun berkait / seloka ( setiap bait saling berkaitan )
  4. Talibun ( pantun yang berisi enam, delapan, sepuluh baris )
  5. Pantun kilat / karmina ( pantun dua baris )
  6. Gurindam / sajak peribahasa ( pantun berisi dua baris )
  7. Syair
  8. Peribahasa
  9. Teka-teki
  10. Hikayat
  11. Cerita sejarah / tambo
  12. Dongeng ( mite, sage, fable, legenda, dongeng lucu )

Nilai-Nilai Karya Sastra Melayu Klasik

  1. Nilai Budaya
  2. Nilai yang berhubungan dengan budaya melayu
  3. Nilai Moral
  4. Nilai yang berhubungan dengan masalah moral
  5. Nilai Agama
  6. Nilai yang berhubungan dengan masalah keagama
  7. Nilai Pendidikan
  8. Nilai yang berhubungan dengan proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang / kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.
  9. Nilai Psikologis
  10. Nilai yang berhubungan dengan sifat kejiwa manusia

Contoh Karya Sastra Melayu Klasik

Hang Tuah lahir dari ibu yang bernama Dang Merduwati, sementra Ayahnya bernama Hang Mahmud. Karena kesulitan hidupnya, mereka pindah ke Pulau Bintan, tempat raja bersemayam dengan harapan mendapat rezeki di situ. Mereka membuka warung dan hidup sangat sederhana.

Semua sahabat Hang Tuah berani, mereka itu adalah Hang Jebat, Hang Kesturi, Hang Lekir dan Hang Lekiu. Pernah suatu ketika mereka berlima pergi berlayar. Ditengah lautan dihadang oleh gerombolan perampok yang banyak sekali. Hang Tuah menggunakan taktik, membawa mereka ke darat disana mereka melakukan perlawanan.
Sepuluh perampok mereka tewaskan, sedangkan yang lain melarikan diri. Dari beberapa orang yang dapat ditawan, mereka mengaku dari daerah Siantan dan Jemaja atas perintah Gajah Mada di Majapahit.

Sebenarnya merka diperintahkan untuk menyerang Palembang tetapi angin kencang membawa mereka tersesat di Malaka. Akhirnya, keberanian Hang Tuah dan kawan-kawannya sampai juga kepada raja sehingga raja berkenan kepada mereka. Suatu ketika ada orang yang mengamuk di pasar, orang-orang lari ketakutan. Hang Tuah jugalah yang dapat membunuh orang itu.

Hang Tuah lalu diangkat menjadi biduan istana ( pelayan raja ), saat itu dia minta menyerang ke Palembang yang diduduki orang Siantan dan Jemala. Hang Tuah sukses, lalu diangkat menjadi Laksamana. Berkali-kali Hang Tuah diutus ke luar negeri, Tiongkok, Rum, Majapahit, dan dia pernah pula naik Haji. Akhir hayatnya Hang Tuah berkhalwat di Tanjung Jingara.

Baca Juga : Pengertian Sastra, Ciri-Ciri Sastra, dan Fungsi Sastra

Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "Ciri-Ciri, Jenis dan Nilai Karya Sastra Melayu Klasik beserta Contohnya"