Pengertian Pola Pengembangan Paragraf Secara Induksi dan Deduktif
Menentukan kalimat kesimpulan (ide pokok) dari berbagai pola paragraf induksi dan deduksi dengan membaca intensif. Setiap berhadapan dengan bacaan, kita tidak bisa lepas dari paragraf. Hal itu wajar karena bacaan, wacana, atau teks dibangun oleh paragraf-paragraf. Pengembangan wacana selalu dimulai dengan pengembangan paragraf.
Berbicara pengembangan paragraf, tidak bisa terlepas dari membahas pola pengembangan secara induksi dan deduksi. Pola induksi diawali dengan mengemukakan hal-hal yang bersifat perincian (khusus) kemudian dari perincian tersebut ditarik simpulan (umum).
Sementara itu, pada pola deduksi, hal atau keadaan yang bersifat umum dikemukakan terlebih dahulu untuk dapat ditarik simpulan yang bersifat khusus.
Pola induksi sering disebut pola khusus-umum, sedangkan pola deduksi disebut pola umum-khusus. Masing-masing pola pengembangan itu (induksi dan deduksi) mencakup beberapa subpola.
Daun kangkung, daun jati, daun padi, dan sebagainya juga berwarna hijau karena memiliki klorofil. Jadi, semua daun yang berklorofil berwarna hijau.
2) Emas merupakan komoditas yang mahal karena persediaannya terbatas, sementara permintaan sangat tinggi. BBM juga cenderung mahal karena persediaannya terbatas dan permintaan tinggi.
Beras bisa menjadi sangat mahal kalau persediaan menipis dan permintaan dari konsumen tinggi. Dapat disimpulkan bahwa semua barang yang persediaannya terbatas tetapi permintaan tinggi, harganya mahal.
Pohon ini tidak akan mati kalau belum berbuah dengan buahnya yang enak dan bergizi. Manusia pun dapat meniru falsafah pohon pisang: hidup, tumbuh, berkarya baru. Setelah itu, tua dan meninggal, kecuali jika sebelum berkarya Tuhan memanggilnya.
2) Ibu Sinta adalah seorang pengusaha kain batik. Di kotanya, Bandung, ia memproduksi tiga jenis kain. Jenis pertama terbuat dari bahan baku sutra dan diolah dengan mesin tenun tradisional. Hasilnya adalah kain berkualitas dan bernilai seni tinggi. Karena itu, mahal.
Jenis kedua terbuat dari kain katun dan dikerjakan dengan mesin. Kain ini tidak terlalu mahal harganya. Jenis ketiga terbuat dari kain mori dan pengerjaannya menggunakan mesin modern sebagaimana jenis kedua. Harga kain ini murah.
Dari hasil penghitungan kain jenis pertama ternyata sangat laku. Berdasarkan keadaan tersebut, Ibu Sinta akan memproduksi kain batik jenis pertama untuk pasaran kotakota besar lain, seperti Jakarta, Medan, dan Surabaya.
Bahkan, pernyataan-pernyataan dari pimpinannya sering mendikte Indonesia. Atas pertimbangan demi kedaulatan bangsa, akhirnya CGI dibubarkan oleh Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.
Penyebabnya adalah lembaga itu ternyata sering turut campur dalam urusan politik dan masalah dalam negeri Indonesia. Bahkan, pernyataan-pernyataan dari pimpinannya sering mendikte Indonesia.
Padahal, pada awalnya lembaga itu berkomitmen hanya untuk memberi bantuan keuangan bagi pembangunan di Indonesia.
Daya beli masyarakat pun merosot tajam. Produk-produk industri mengalami kesulitan dalam pemasaran. Produksi terancam berhenti.
Akhirnya perusahaan banyak yang memutuskan mengambil langkah PHK (pemutusan hubungan kerja) terhadap sebagian besar karyawan atau buruhnya. Tidak aneh, pengangguran pun meningkat pesat mencapai 45 juta jiwa.
Pengembangan paragraf secara deduksi meliputi silogisme dan entimem. Apa pengertian kedua hal tersebut?
Secara singkat silogisme dapat diartikan sebuah cara menarik simpulan (konklusi) berdasarkan premis yang ada. Premis adalah penyataan yang dianggap atau diasumsikan benar.
Premis umum mencakup lingkup atau kelas yang luas (biasanya didahului kata semua, setiap, seluruh, atau yang sejenis). Premis khusus mencakup lingkup yang sempit yang merupakan bagian dari premis umum.
PK : C = A PK = premis khusus
K:C = B K = konklusi/simpulan
PK : Suwandi adalah pemimpin.
K : Suwandi harus bersikap jujur dan bertanggung jawab.
PK : Indonesia bukan negara maju.
K : Indonesia tidak memiliki pendapatan per kapita tinggi.
Berbicara pengembangan paragraf, tidak bisa terlepas dari membahas pola pengembangan secara induksi dan deduksi. Pola induksi diawali dengan mengemukakan hal-hal yang bersifat perincian (khusus) kemudian dari perincian tersebut ditarik simpulan (umum).
Sementara itu, pada pola deduksi, hal atau keadaan yang bersifat umum dikemukakan terlebih dahulu untuk dapat ditarik simpulan yang bersifat khusus.
Pola induksi sering disebut pola khusus-umum, sedangkan pola deduksi disebut pola umum-khusus. Masing-masing pola pengembangan itu (induksi dan deduksi) mencakup beberapa subpola.
Pola pengembangan paragraf secara induksi
- Generalisasi
Perhatikan contoh di bawah ini.
1) Daun pisang berwarna hijau karena memiliki klorofil. Daun bayam juga hijau karena memiliki klorofil. Daun pohon mangga juga hijau karena berklorofil.Daun kangkung, daun jati, daun padi, dan sebagainya juga berwarna hijau karena memiliki klorofil. Jadi, semua daun yang berklorofil berwarna hijau.
2) Emas merupakan komoditas yang mahal karena persediaannya terbatas, sementara permintaan sangat tinggi. BBM juga cenderung mahal karena persediaannya terbatas dan permintaan tinggi.
Beras bisa menjadi sangat mahal kalau persediaan menipis dan permintaan dari konsumen tinggi. Dapat disimpulkan bahwa semua barang yang persediaannya terbatas tetapi permintaan tinggi, harganya mahal.
Generalisasi adalah proses penalaran menggunakan beberapa pernyataan khusus dengan ciri-ciri tertentu untuk ditarik simpulan yang bersifat umum. Generalisasi disebut juga penyamarataan.
- Analogi
Perhatikan contoh di bawah ini!
1) Dalam hidupnya, sebenarnya manusia bisa meniru pohon pisang. Pohon pisang adalah pohon yang begitu ditunaskan oleh induknya akan tumbuh sampai besar.Pohon ini tidak akan mati kalau belum berbuah dengan buahnya yang enak dan bergizi. Manusia pun dapat meniru falsafah pohon pisang: hidup, tumbuh, berkarya baru. Setelah itu, tua dan meninggal, kecuali jika sebelum berkarya Tuhan memanggilnya.
2) Ibu Sinta adalah seorang pengusaha kain batik. Di kotanya, Bandung, ia memproduksi tiga jenis kain. Jenis pertama terbuat dari bahan baku sutra dan diolah dengan mesin tenun tradisional. Hasilnya adalah kain berkualitas dan bernilai seni tinggi. Karena itu, mahal.
Jenis kedua terbuat dari kain katun dan dikerjakan dengan mesin. Kain ini tidak terlalu mahal harganya. Jenis ketiga terbuat dari kain mori dan pengerjaannya menggunakan mesin modern sebagaimana jenis kedua. Harga kain ini murah.
Dari hasil penghitungan kain jenis pertama ternyata sangat laku. Berdasarkan keadaan tersebut, Ibu Sinta akan memproduksi kain batik jenis pertama untuk pasaran kotakota besar lain, seperti Jakarta, Medan, dan Surabaya.
Analogi adalah cara bernalar dengan membandingkan dua hal (atau lebih) yang memilikisifat atau keadaan sama agar dapat ditarik simpulan yang sejalan.
- Sebab-akibat
1) Sebab-akibat
Perhatikan contoh!
CGI (Consultative Group on Indonesia) adalah kelompok negara-negara yang berkomitmen memberi bantuan keuangan bagi pembangunan di Indonesia. Dalam perkembangannya lembaga itu ternyata sering turut campur dalam urusan politik dan masalah dalam negeri Indonesia.Bahkan, pernyataan-pernyataan dari pimpinannya sering mendikte Indonesia. Atas pertimbangan demi kedaulatan bangsa, akhirnya CGI dibubarkan oleh Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.
2) Akibat-sebab
Atas pertimbangan demi kedaulatan bangsa, CGI (Consultative Group on Indonesia) dibubarkan oleh Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.Penyebabnya adalah lembaga itu ternyata sering turut campur dalam urusan politik dan masalah dalam negeri Indonesia. Bahkan, pernyataan-pernyataan dari pimpinannya sering mendikte Indonesia.
Padahal, pada awalnya lembaga itu berkomitmen hanya untuk memberi bantuan keuangan bagi pembangunan di Indonesia.
3) Sebab – akibat 1 – akibat 2 – dst
Tahun 2005 pemerintah memutuskan menaikkan harga BBM sebesar hampir seratus persen. Kenaikan itu membawa akibat semua barang industri melambung tinggi.Daya beli masyarakat pun merosot tajam. Produk-produk industri mengalami kesulitan dalam pemasaran. Produksi terancam berhenti.
Akhirnya perusahaan banyak yang memutuskan mengambil langkah PHK (pemutusan hubungan kerja) terhadap sebagian besar karyawan atau buruhnya. Tidak aneh, pengangguran pun meningkat pesat mencapai 45 juta jiwa.
Pola pengembangan paragraf secara deduktif
Jika dalam pelajaran terdahulu diutarakan masalah pengembangan paragraf secara induksi, pada kesempatan ini kita akan mendalami pola pengembangan paragraf secara deduksi.Pengembangan paragraf secara deduksi meliputi silogisme dan entimem. Apa pengertian kedua hal tersebut?
Secara singkat silogisme dapat diartikan sebuah cara menarik simpulan (konklusi) berdasarkan premis yang ada. Premis adalah penyataan yang dianggap atau diasumsikan benar.
Premis umum mencakup lingkup atau kelas yang luas (biasanya didahului kata semua, setiap, seluruh, atau yang sejenis). Premis khusus mencakup lingkup yang sempit yang merupakan bagian dari premis umum.
Rumus silogisme
PU : A = B PU = premis umumPK : C = A PK = premis khusus
K:C = B K = konklusi/simpulan
Silogisme
Contoh 1
1) Silogisme positif
PU : Semua pemimpin harus bersikap jujur dan bertanggung jawab.PK : Suwandi adalah pemimpin.
K : Suwandi harus bersikap jujur dan bertanggung jawab.
2) Silogisme negatif
PU : Semua negara maju memiliki pendapatan per kapita tinggi.PK : Indonesia bukan negara maju.
K : Indonesia tidak memiliki pendapatan per kapita tinggi.
Entimem
Entimem adalah silogisme yang diperpendek atau dipersingkat. Caranya adalah dengan melesapkan unsur PU (premis umum). Rumus entimem adalah
Entimem = K karena PK
Dimana contoh paragraf induksi nyaa??
ReplyDelete