Kuantitas Penduduk Indonesia

Berikut ini merupakan pembahasan tentang Kuantitas Penduduk Indonesia yang meliputi Kuantitas Penduduk Indonesia, Pengertian Penduduk Indonesia, jumlah penduduk indonesia, pengertian masyarakat, pengertian penduduk, sensus penduduk, pengertian rakyat, kepadatan penduduk, komposisi penduduk, pertumbuhan penduduk, penduduk indonesia, jumlah penduduk dunia, definisi masyarakat, usia produktif, jumlah penduduk, kualitas penduduk, penduduk terbanyak di dunia, pengertian sensus penduduk, kepadatan penduduk indonesia, data penduduk indonesia, jumlah penduduk di indonesia, jumlah bahasa di indonesia, pertumbuhan penduduk indonesia, data penduduk, permasalahan kependudukan di indonesia, pengertian mobilitas penduduk, keadaan penduduk indonesia, pengertian jumlah penduduk, populasi indonesia, data sensus penduduk.

Kuantitas Penduduk Indonesia


Penduduk Indonesia tersebar di berbagai provinsi yang ada di Indonesia. Jumlah penduduk setiap provinsi berbeda-beda. Bila kita jumlahkan secara keseluruhan itulah yang disebut dengan
“kuantitas penduduk Indonesia”.

Pengertian Penduduk Indonesia

Jika kalian  mengunjungi kota-kota besar di Indonesia terutama di pusat-pusat perdagangan, kalian akan menjumpai berbagai ragam orang dengan berbagai ras, maupun suku bangsa.

Apakah semua termasuk penduduk Indonesia? Tentu saja tidak, sebab kemungkinan mereka adalah para wisatawan mancanegara atau orang-orang asing yang sedang berkunjung ke Indonesia.

Lalu siapakah yang dikategorikan sebagai penduduk Indonesia itu? Penduduk Indonesia adalah mereka yang tinggal di Indonesia pada saat dilakukan sensus dalam kurun waktu minimal 6 bulan.

Sumber Data Penduduk

Untuk mengetahui bagaimanakah keadaan penduduk berkaitan dengan kuantitas penduduk di suatu negara diperlukan data yang lengkap dengan melakukan:

  • Sensus penduduk (cacah jiwa) , yaitu pencatatan penduduk di suatu daerah/negara pada kurun waktu tertentu. Sensus penduduk biasanya dilakukan tiap 10 tahun sekali (setiap dekade).
  • Survei penduduk, yaitu pencatatan penduduk di daerah yang terbatas dan mengenai hal tertentu.
  • Registrasi penduduk , yaitu pencatatan data penduduk yang dilakukan secara terus-menerus di kelurahan. Misal: pencatatan peristiwa kelahiran, kematian, dan kejadian penting yang mengubah status sipil seseorang sejak lahir sampai mati.


Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu pertumbuhan penduduk alami, pertumbuhan penduduk migrasi, dan pertumbuhan penduduk  total.


  • Pertumbuhan penduduk alami (Natural Population Increase), adalah pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih jumlah kelahiran dengan jumlah kematian.


Hal ini dapat dihitung dengan rumus:


Pertumbuhan penduduk migrasi adalah pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih jumlah migrasi masuk (imigrasi)  dan jumlah migrasi keluar (emigrasi).

Hal ini dapat dihitung dengan rumus:

            T = I – E

Keterangan
T =  jumlah pertumbuhan penduduk per tahun
I =  jumlah migrasi masuk per tahun
E =  jumlah migrasi keluar per tahun


  • Pertumbuhan penduduk total  (Total Population Gr owth) adalah pertumbuhan penduduk yang dihitung dari selisih jumlah kelahiran dengan jumlah kematian ditambah dengan selisih jumlah imigrasi dengan jumlah emigrasi.


Hal ini dapat dihitung dengan rumus:

T = (L – M)  + ( I – E)

Keterangan:
T = Pertumbuhan penduduk per tahun
L = Jumlah kelahiran per tahun
M = Jumlah kematian per tahun
I = Jumlah imigran (penduduk yang masuk ke suatu negara/wilayah untuk menetap) per tahun
E = Jumlah emigran (penduduk yang meninggalkan/pindah ke wilayah/negara lain) per tahun

Migrasi atau Perpindahan Penduduk

Pernahkah kamu memerhatikan fenomena yang terjadi di Indonesia atau bahkan di sekitarmu sendiri saat menjelang lebaran? Ya, di Indonesia akan kita jumpai fenomena “Mudik Lebaran”.

Di mana banyak orang yang meninggalkan kota-kota besar untuk pulang ke kampung halamannya. Mereka meninggalkan pekerjaannya sejenak di kota besar dan rela melakukan perjalanan jauh yang menghabiskan banyak biaya guna merayakan lebaran di kampung halaman bersama keluarganya.

Setelah lebaran selesai, mereka pun akan kembali ke kota di mana dia bekerja (arus balik). Lalu apa kaitan antara fenomena mudik dengan materi perpindahan penduduk? Ya, mudik adalah contoh dari migrasi atau perpindahan penduduk.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan uraian materi berikut. Migrasi atau mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain.

Adapun pola mobilitas penduduk meliputi:

a. Mobilitas penduduk permanen  (migrasi), yang meliputi:

1) Migrasi internasional (migrasi a ntarnegara) yang terdiri dari imigrasi, emigrasi, dan remigrasi.

  • Imigrasi adalah masuknya penduduk asing yang menetap ke dalam sebuah negara.
  • Emigrasi adalah pindahnya penduduk keluar negeri untuk menetap di sana.
  • Remigrasi adalah pemulangan kembali penduduk asing ke negara asalnya.


2) Migrasi nasional (migrasi lokal),  terdiri dari:

  • Urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota.
  • Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduknya ke pulau yang masih jarang penduduknya.
  • Ruralisasi, yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa untuk menetap di desa.
  • Evakuasi, yaitu perpindahan penduduk untuk menghindari bahaya.


b. Mobilitas penduduk nonpermanen (sirkuler), yang meliputi:


  1. Mobilitas ulang alik atau mobiltas harian , yakni penduduk yang karena pekerjaannya harus melakukan perjalanan dari tempat tinggalnya ke tempat bekerjanya di lain daerah.
  2. Mobilitas bermusim , yakni penduduk yang karena pekerjaan atau keperluannya untuk sementara waktu menetap di suatu daerah dan dalam jangka waktu tertentu kembali ke tempat tinggalnya.


Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk adalah perbandingan jumlah penduduk dengan luas lahan.

Macam-macam kepadatan penduduk antara lain:


  • Kepadatan penduduk fisiologis  adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas tanah yang dapat diolah.
  • Kepadatan penduduk ekonomi adalah perbandingan antara jumlah penduduk  dengan luas wilayah tetapi menurut kapasitas produksinya.
  • Kepadatan penduduk aritmatik adalah perbandingan jumlah penduduk dengan luas seluruh wilayah dalam setiap km2 indonesia mencanangkan Inpres Desa Tertinggal. 

Program ini dilakukan dengan melalui dua tahap. Pertama pemerintah menentukan desa-desa yang memiliki pemusatan penduduk miskin yang tinggi, yang disebut desa tertinggal.

Jumlah desa tertinggal mencapai sepertiga dari jumlah seluruh desa di Indonesia. Kedua, pemerintah menghimpun penduduk-penduduk di desa tertinggal ke dalam suatu wadah di bawah naungan lembaga kesejahteraan desa, misalnya KUD, kelompok tani, dan sebagainya.

Kemudian pemerintah memberikan anggaran bagi tiap desa tertinggal yang dapat dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok di sana untuk memulai usaha yang dapat berjalan, berkelanjutan, ramah lingkungan, dan tepat.

Upaya yang berbeda juga dapat diterapkan untuk menanggulangi kemiskinan, di antaranya:

1) Meningkatkan sumber daya ekonomi yang dimiliki penduduk miskin

Misalnya dengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan pertanian yang sempit dengan intensifikasi pertanian, memberikan bekal keterampilan untuk mengolah barang-barang bekas di sekitarnya, misalnya kaleng bekas, besi bekas, plastik bekas, membimbing penduduk untuk jeli memerhatikan dan memanfaatkan peluang usaha di sekitarnya, seperti penduduk yang tinggal di daerah rawa memanfaatkan enceng gondok untuk bahan kerajinan, penduduk di daerah gunung memanfaatkan bunga pinus sebagai kerajinan, dan lain-lain.

2) Memberikan program penyuluhan dan pembekalan keterampilan 

Pemerintah hendaknya intensif terjun ke masyarakat untuk memberikan pengajaran dan pelatihan keterampilan bagi penduduk miskin agar dapat menghasilkan sesuatu guna menunjang pendapatannya.

Pemerintah mencarikan bapak asuh terutama para pengusaha-pengusaha untuk menggandeng masyarakat dalam mengembangkan usaha.

3) Menyediakan pasar-pasar bagi penjualan produksi penduduk

Pasar merupakan fasilitas penting dalam menunjang pendapatan penduduk. Selain sebagai tempat memasarkan hasil produksi masyarakat, keberadaan pasar juga bisa memotivasi masyarakat untuk lebih produktif lagi.

Karena masyarakat tidak perlu kawatir lagi akan mengalami kesulitan memasarkan hasil produksinya.

Kesehatan

Kualitas penduduk yang diuraikan sebelumnya yang berpengaruh terhadap kemiskinan, ternyata juga berpengaruh pada kesehatan penduduk.

Kemiskinan akan berdampak pada kesehatan. Penduduk miskin cenderung memiliki pola hidup kurang bersih dan tidak sehat.

Kondisi kehidupan yang memprihatinkan mengharuskan penduduk miskin bekerja keras melebihi standar kerja penduduk yang lebih mampu, sehingga mengesampingkan aspek kesehatannya.

Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar secara layak berdampak pada kesehatan mereka. Ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan pangan secara sehat dan bergizi berdampak pada rendahnya gizi.

Ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan perumahan mengharuskan mereka tinggal di kolong jembatan, bantaran sungai, atau rumah seadanya, sehingga kebutuhan akan sanitasi air bersih juga tidak terpenuhi.

Ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan pakaian secara layak berdampak pada
kesehatan kulit dan organ-organ tubuh lainnya. Dampak dari tingkat kesehatan penduduk yang rendah tersebut adalah tingginya angka kematian (terutama bayi dan ibu).

Untuk menanggulangi masalah kesehatan tersebut dapat dilakukan dengan:

1) Peningkatan gizi masyarakat

Hal ini dapat dilakukan dengan memberi makanan tambahan yang bergizi terutama bagi anak-anak. Program ini dapat dioptimalkan melalui pemberdayaan posyandu dan kegiatan PKK.

2) Pelaksanaan imunisasi

Berdasarkan prinsip pencegahan lebih baik dari pengobatan, program imunisasi bertujuan melindungi tiap anak dari penyakit umum. Hal tersebut dapat dilaksanakan melalui PIN (Pekan Imunisasi Nasional).

3) Penambahan fasilitas kesehatan

Fasilitas kesehatan harus mampu menampung dan menjangkau masyarakat di daerah-daerah tertinggal.

Penambahan fasilitas kesehatan ini meliputi rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu, polindes (pondok bersalin desa), posyandu. Penambahan fasilitas ini dimaksudkan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, seperti imunisasi, KB, pengobatan, dan lain-lain.

Dengan demikian dapat mengurangi tingginya angka kematian bayi, dan meningkatkan angka harapan hidup masyarakat.

4) Penyediaan pelayanan kesehatan gratis

Pemerintah menyediakan pelayanan gratis bagi penduduk miskin dalam bentuk Askeskin (asuransi kesehatan masyarakat miskin) dan kartu sehat yang dapat digunakan untuk memperoleh layanan kesehatan secara murah, atau bahkan gratis di rumah sakit pemerintah atau puskesmas.

5) Pengadaan obat generik

Pemerintah harus mengembangkan pengadaan obat murah yang dapat dijangkau oleh masyarakat bawah. Penyediaan obat murah ini dapat berupa obat generik.

6) Penambahan jumlah tenaga medis

Agar pelayanan kesehatan dapat mencakup seluruh lapisan masyarakat dan mencakup seluruh wilayah Indonesia diperlukan penambahan jumlah tenaga medis, seperti dokter, bidan, perawat.

Tenaga medis tersebut juga harus memiliki dedikasi tinggi untuk ditempatkan di daerah-daerah terpencil serta berdedikasi tinggi melayani masyarakat miskin.

7) Melakukan penyuluhan tentang arti pentingnya kebersihan dan pola hidup sehat

Penyuluhan semacam ini juga bisa melibatkan lembagalembaga lain di luar lembaga kesehatan, seperti sekolah, organisasi kemasyarakatan, tokoh-tokoh masyarakat.

Jika kesadaran akan arti pentingnya pola hidup sehat sudah tertanam dengan baik, maka masyarakat akan dengan sendirinya terhindar dari berbagai penyakit.

Pengangguran

Rendahnya tingkat kesehatan penduduk dan tingginya angka kekurangan gizi masyarakat, secara umum dapat berdampak pada rendahnya daya pikir dan kemampuan kerja penduduk.

Oleh sebab itulah pada sebagian besar negara-negara berkembang dan negaranegara miskin, kualitas SDM-nya masih rendah, baik dalam pengetahuan maupun keterampilan.

Hal itulah yang menjadi salah satu penyebab tingginya angka pengangguran. Karena pada umumnya penduduk-penduduk tersebut sulit tertampung di dunia kerja.

Di samping itu, penyebab tingginya angka pengangguran adalah rendahnya kualitas pendidikan penduduk dan tingginya kuantitas penduduk.

Pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak diimbangi dengan pertumbuhan lapangan kerja, menyebabkan tingkat persaingan tinggi dan tingkat kesempatan kerja cenderung menurun.

Untuk menanggulangi masalah pengangguran diperlukan dua usaha penanggulangan, yakni usaha perbaikan kualitas SDM dan penciptaan lapangan kerja. Adapun usaha-usaha tersebut, antara lain:

1) Peningkatan k eterampilan ke rja masyarakat

Program ini dapat dilakukan melalui pendidikan keterampilan singkat maupun berjangka di Balai Latihan Kerja (BLK).

2) Pembentukan Tenaga Kerja Muda Mandiri Pr ofesional (TKMMP)

Program ini bertujuan mencari anak-anak muda berpotensi di masing-masing daerah untuk kemudian dibimbing, dibina, dan dibentuk menjadi seorang yang mandiri dan profesional.

Dari program ini diharapkan akan muncul tenagatenaga kerja muda yang mampu membuka usaha-usaha sendiri sehingga dapat menyerap tenaga kerja.

3) Pelaksanaan padat karya

Padat karya adalah usaha yang lebih mengedepankan penggunaan dan penyerapan tenaga kerja dalam jumlah banyak dibandingkan dengan modalnya.

4) Penciptaan iklim usaha dan investasi yang kondusif

Hal ini terkait dengan stabilitas sosial, ekonomi, dan politik. Jika stabilitas di masing-masing aspek tersebut kondusif, maka akan banyak orang termotivasi untuk membuka usaha.

Permasalahan Kependudukan dan Penanggulangannya Bahkan akan memancing investor asing untuk berinvestasi dan membuka usaha di Indonesia. Dengan demikian akan dapat menambah lapangan pekerjaan baru.

Permasalahan Kependudukan Berkaitan dengan Mobilitas Penduduk

Berbagai jenis migrasi yang terjadi membawa dampak yang berbeda-beda bagi masyarakat asal maupun masyarakat tujuan.

a. Migrasi internasional

1) Dampak negatif adanya imigrasi dan cara penanggu- langannya

a) Masuknya budaya-budaya asing yang tidak sesuai

Makin banyak orang asing yang masuk ke Indonesia berarti makin banyak pula budaya yang masuk. Karena orang-orang asing tersebut juga membawa budaya negara asalnya yang sudah melekat.

Banyak budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya asli bangsa Indonesia. Hal tersebut lambat laun dapat merusak budaya bangsa Indonesia.

Contohnya adalah sikap konsumtif dan pergaulan bebas. Untuk mengatasi dampak negatif tersebut, kita harus menjaga budaya bangsa agar tidak terpengaruh dengan budaya luar.

Di samping itu penduduk juga harus bersikap selektif dan mempertebal keimanan dan ketakwaan sehingga terhindar dari budayabudaya yang bertentangan dengan nilai agama dan budaya bangsa.

Pemerintah juga dapat berperan dengan menciptakan iklim kondusif bagi berkembangnya budaya-budaya daerah dan nasional, seperti dengan menetapkan undang-undang dan kebijakan-kebijakan yang mendukung upaya pelestarian nilai dan budaya bangsa.

b) Masuknya orang-orang asing yang bermasalah

Imigran-imigran yang masuk ke Indonesia tidak semuanya berniat baik. Ada kalanya beberapa di antara imigran tersebut mempunyai tujuan yang tidak baik, seperti mengedarkan narkoba, menjual barang-barang ilegal, melarikan diri dari jeratan hukum di negaranya (buronan), untuk melakukan kegiatan memata-matai, dan lain-lain.

Hal tersebut sangatlah mengganggu bagi kestabilan politik, ekonomi, sosial, dan budaya Indonesia. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan ketahanan nasional yang tinggi dengan melibatkan semua elemen bangsa.

TNI dan Polri perlu meningkatkan kewaspadaan penjagaan terutama di daerah-daerah perbatasan dan melakukan pemeriksaan rutin dan disiplin terhadap imigran (WNA).

Pemerintah melalui petugas keimigrasian dan bea cukai menerapkan aturan yang ketat dan disiplin dalam membuat ijin, memeriksa, dan menindak imigran beserta barang-barang yang masuk ke Indonesia.

Masyarakat dapat bertindak proaktif dengan melaporkan ke pihak yang berwajib jika melihat kejanggalan-kejanggalan yang berkaitan dengan imigran (WNA).

2) Dampak negatif adanya emigrasi dan cara penanggulangannya

a) Keengganan orang-orang Indonesia di luar negeri untuk kembali ke Indonesia 

Banyak orang Indonesia yang bekerja di luar negeri enggan untuk kembali ke Indonesia. Mereka beralasan bahwa upah pekerja di luar negeri lebih tinggi bila dibandingkan dengan di Indonesia.

Selain itu, juga suasana dan kehidupan di luar negeri dianggap lebih kondusif. Keengganan para pekerja tersebut terutama tenaga ahli untuk kembali ke Indonesia dapat mengurangi tenaga ahli di
Indonesia.

Usaha untuk menanggulangi hal tersebut dapat dilakukan dengan memperkokoh rasa nasionalisme. Juga dapat dilakukan dengan menciptakan iklim dalam negeri yang kondusif, terutama dalam dunia industri dan investasi, sehingga memicu membaik dan meningkatnya kehidupan ekonomi masyarakat.

b) Rusaknya citra Indonesia di mata negara lain

Rusaknya citra Indonesia di mata negara lain disebabkan oleh ulah orang-orang Indonesia di negara lain yang tidak bertanggung jawab, seperti melakukan tindak kejahatan di negara lain, buron yang lari ke negara lain, dan lain-lain.

Untuk menanggulangi masalah tersebut dapat dilakukan oleh pemerintah melalui pihak keimigrasian untuk lebih memperketat perijinan pengajuan paspor/visa ke negara lain.

Pemerintah juga bisa menjalin kerja sama secara baik dengan aparat-aparat yang berwenang negara lain ataupun membuat kebijakan-kebijakan dan perjanjian-perjanjian dengan negara lain, misalnya perjanjian ekstradisi dan lain-lain. Permasalahan Kependudukan dan Penanggulangannya

Migrasi nasional

Migrasi nasional antara lain transmigrasi dan urbanisasi.

1) Dampak negatif adanya transmigrasi dan cara penanggulangannya

a) Memerlukan banyak biaya

Program transmigrasi terutama yang bukan swakarsa memerlukan banyak biaya. Biaya-biaya tersebut untuk pemberangkatan sejumlah transmigran dan pembukaan lahan baru.

Untuk menanggulangi masalah tersebut pemerintah dapat memprioritaskan transmigrasi swakarsa, sehingga biaya ditanggung oleh transmigran sendiri.

Adapun pemerintah hanya sebatas menyediakan lahan baru saja. Namun untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat agar melakukan transmigrasi swakarsa bukanlah pekerjaan yang mudah. Oleh karena itu pemerintah harus senantiasa memberikan penyuluhanpenyuluhan pada masyarakat.

b) Sering timbulnya k onflik a ntarmasyarakat

Masyarakat setempat, khususnya masyarakat tujuan transmigrasi yang berada di pedalaman sangat sulit menerima pendatang baru, apalagi mereka menganggap bahwa transmigran mengambil lahan garapan mereka.

Hal tersebut sering memicu kecemburuan antara masyarakat setempat terhadap para transmigran, bahkan di antara mereka sering terjadi konflik.

Untuk menanggulangi masalah tersebut perlu dilakukan penyuluhan dan pembinaan terhadap masyarakat setempat di daerah tujuan transmigrasi.

Di samping itu, juga diberikan bantuan berupa fasilitas-fasilitas yang serupa yang diberikan pada para transmigran sehingga dapat meminimalisir kecemburuan sosial.

Pemerintah juga bisa mengadakan forum bersama yang mempertemukan antara masyarakat setempat dan para transmigran, sehingga lebih mempererat hubungan di antara mereka.

Dampak urbanisasi dan upaya penanggulangannya

Urbanisasi yang terus menerus berlangsung dapat mening- katkan jumlah penduduk di kota dengan cepat. Di sisi lain jumlah penduduk di desa makin berkurang. Hal ini menyebabkan ketimpangan pembangunan dan ketimpangan sosial antara desa dengan kota.

a) Dampak negatif urbanisasi bagi kota Meningkatnya jumlah pengangguran

Urbanisasi mengakibatkan, persaingan kerja makin tinggi dan kesempatan kerja makin kecil, sehingga orang sulit mencari pekerjaan.

Meningkatnya angka kriminalitas Kebutuhan hidup di kota sangatlah kompleks, namun usaha pemenuhannya kian sulit.

Hal itulah yang membutakan mata sebagian orang, sehingga nekat menghalalkan segala cara demi memenuhi kebutuhan, seperti merampok, menipu, mencuri, korupsi, dan lain-lain.

Munculnya slum area (daerah kumuh) Dengan adanya urbanisasi menjadikan lahan pemukiman makin sempit.

Jumlah lahan yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah penduduknya, sehingga sulit untuk mencari lahan untuk mendirikan rumah.

Meskipun ada, lahan tersebut harganya sangat mahal, karena banyak orang yang menginginkannya. Mahalnya harga tanah tersebut menjadikan masyarakat tidak mampu membeli.

Akhirnya mereka lebih memilih tinggal di kolong jembatan, bantaran sungai, membuat rumah kardus, bahkan ada yang tinggal di daerah pemakaman.

b) Dampak negatif bagi desa

Urbanisasi ternyata membawa pengaruh yang besar bagi masyarakat di desa. Pembangunan dan dinamisasi desa menjadi menurun. Hal tersebut disebabkan karena:

  • Tenaga terampil di desa berkurang karena berpindah ke kota.
  • Penduduk desa yang bersekolah di kota umumnya enggan kembali ke desa.
  • Tenaga yang tertinggal di desa, umumnya orang-orang tua yang sudah tidak terampil dan produktif lagi. 

Untuk menanggulangi atau bahkan mencegah munculnya dampak-dampak negatif urbanisasi tersebut, perlu diupayakan untuk menekan dan memperkecil laju urbanisasi. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan:

  •  Pemerataan pembangunan industri sampai ke desa-desa.
  •  Pembangunan infrastruktur jalan ke desa-desa, sehingga memperlancar hubungan desa dengan kota.
  •  Mengoptimalkan usaha pertanian, sehingga tingkat penda-patan masyarakat desa.
  •  Pembangunan fasilitas umum di desa, seperti listrik, puskesmas, sekolah, pasar, dan lain-lain.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kuantitas Penduduk Indonesia"

Post a Comment