Pengertian, Ciri, Contoh dan Cara Menemukan Tema dan Pesan Syair
Berikut ini adalah artikel yang akan membahas tentang syair, pengertian syair, ciri syair, contoh syair, macam-macam syair, Menemukan Tema dan Pesan Syair, Menyimak Syair, syair abdul muluk, Syair Burung Nuri Karya Sultan Badaroedin.
Oleh karena itu, bait-bait dalam syair sangat banyak. Ditinjau dari struktur fisiknya, syair sangat terikat oleh jumlah baris dalam satu bait, jumlah suku kata dalam setiap baris, jumlah bait dalam setiap puisi, dan aturan dalam hal rima dan ritma.
Membaca, mendengarkan, dan menginterpretasi karya sastra dapat mempertajam kepekaan perasaan terhadap situasi yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Nilai hikmah dan pesan yang terkandung di dalamnya dapat menjadi sarana bagi pembaca untuk membentuk pribadi yang bijaksana, halus budi pekerti, serta santun dalam bertutur kata dan bertingkah laku.
Pantun dan syair memiliki kemiripan dalam bentuk dan ikatan-ikatan. Perbedaan yang tampak antara syair dengan pantun terletak pada rima dan isi. Selain itu, pantun dapat selesai dalam satu bait, sedangkan syair tidak selesai dalam satu bait karena biasanya syair untuk bercerita.
Syair berasal dari Arab yang berarti puisi atau sajak. Salah satu ciri syair adalah terdiri atas empat baris dalam satu bait dan bersajak a a a a.
Tema dan pesan syair terkandung dalam keseluruhan baris dan bait. Dengan demikian, untuk mengetahui tema dan pesan syair, terlebih dahulu kamu harus membaca atau mendengarkan keseluruhan baris-baris dalam syair, barulah kamu dapat menentukan tema dan pesan.
Mintalah salah seorang temanmu membacakan syair berikut ini!
Lalulah berjalan Ken Tambuhan
Diiringi penglipur dengan tadahan
Lemah lembut berjalan dengan perlahan-lahan
Lakunya manis memberi kasihan
Tunduk menangis segala puteri
Masing-masing berkata sama sendiri
Jahatnya perangai para permaisuri
Lakunya seperti jin dan peri
Dalam syair di atas, tampak tema kemanusiaan yang cukup menonjol. Hal ini dapat kita lihat dari bagaimana perilaku Ken Tambuhan yang penuh kelembutan. Sementara itu, bait kedua menggambarkan bagaimana kejahatan permaisuri terhadap para putri.
Pesan moral yang terkandung dalam syair di atas adalah bahwa jika seseorang berperilaku baik, kebaikan itu akan kembali kepada dirinya sendiri. Sebaliknya, jika berperilaku buruk, keburukan itu juga akan kembali kepada dirinya sendiri.
Berhentilah kisah raja Hindustan,
Tersebutlah pula satu perkataan,
Abdul Hamid Syah paduka sultan
Duduklah paduka bersuka-sukaan
Abdul Muluk putra baginda,
Besarlah sudah bangsawan muda,
Cantik menjelis usulnya syahda,
Tiga belas tahun umurnya ada.
Parasnya elok amat sempurna,
Petah majelis bijak laksana,
Memberi hati bimbang gulana,
Kasih kepadanya mulia dan hina.
Sumber: Puisi Lama STA
Syair Burung Nuri Karya Sultan Badaroedin
Paksi Simbangan konon namanya
Cantik dan manis sekalian lakunya
Matanya intan cemerlang cahayanya
Paruhnya gemala tiada taranya
Terbangnya Simbangan berperi-peri
Lintas di Kampung Bayan Johari
Terlihatlah kepada putrinya Nuri
Mukanya cemerlang manis berseri
Simbangan mengerling ke atas geta
Samalah sama berjumpa mata
Berkobaran arwah leburlah cinta
Letih dan lesu rasa anggauta
Baca Juga : Pengertian, Ciri, Jenis-Jenis, Unsur dan Struktur Puisi Lengkap
Pengertian Syair
Kata syair berasal dari bahasa Arab, syu'ur yang artinya "perasaan". Dilihat dari asal katanya, syair dapat diartikan sebagai ekspresi perasaan atau pikiran pembuatnya. Syair adalah jenis puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat larik (baris) yang berakhir dengan bunyi yang sama. Syair digunakan untuk melukiskan hal-hal yang panjang misalnya tentang suatu cerita, nasihat, agama, cinta, dan lain-lain.
Oleh karena itu, bait-bait dalam syair sangat banyak. Ditinjau dari struktur fisiknya, syair sangat terikat oleh jumlah baris dalam satu bait, jumlah suku kata dalam setiap baris, jumlah bait dalam setiap puisi, dan aturan dalam hal rima dan ritma.
Membaca, mendengarkan, dan menginterpretasi karya sastra dapat mempertajam kepekaan perasaan terhadap situasi yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Nilai hikmah dan pesan yang terkandung di dalamnya dapat menjadi sarana bagi pembaca untuk membentuk pribadi yang bijaksana, halus budi pekerti, serta santun dalam bertutur kata dan bertingkah laku.
Berikut Ciri - Ciri Syair :
- Setiap bait terdiri atas empat baris
- Setiap baris terdiri atas 8-14 suku kata
- Bersajak a-a-a-a
- Semua baris adalah isi
- Bahasanya biasanya kiasan.
Menyimak Syair
Demikian besar manfaat yang dapat diperoleh dengan sering membaca dan menginterprestasi karya sastra, baik karya sastra yang kita nikmati secara lisan maupun tertulis. Itulah salah satu faktor pentingnya kamu memiliki kompetensi dasar ini.Menemukan Tema dan Pesan Syair
Syair merupakan salah satu bentuk karya sastra. Syair dapat digolongkan sebagai puisi lama. Kamu tentu sudah memahami bahwa puisi lama meliputi gurindam, pantun, syair, dan talibun.Pantun dan syair memiliki kemiripan dalam bentuk dan ikatan-ikatan. Perbedaan yang tampak antara syair dengan pantun terletak pada rima dan isi. Selain itu, pantun dapat selesai dalam satu bait, sedangkan syair tidak selesai dalam satu bait karena biasanya syair untuk bercerita.
Syair berasal dari Arab yang berarti puisi atau sajak. Salah satu ciri syair adalah terdiri atas empat baris dalam satu bait dan bersajak a a a a.
Tema dan pesan syair terkandung dalam keseluruhan baris dan bait. Dengan demikian, untuk mengetahui tema dan pesan syair, terlebih dahulu kamu harus membaca atau mendengarkan keseluruhan baris-baris dalam syair, barulah kamu dapat menentukan tema dan pesan.
Mintalah salah seorang temanmu membacakan syair berikut ini!
Lalulah berjalan Ken Tambuhan
Diiringi penglipur dengan tadahan
Lemah lembut berjalan dengan perlahan-lahan
Lakunya manis memberi kasihan
Tunduk menangis segala puteri
Masing-masing berkata sama sendiri
Jahatnya perangai para permaisuri
Lakunya seperti jin dan peri
Dalam syair di atas, tampak tema kemanusiaan yang cukup menonjol. Hal ini dapat kita lihat dari bagaimana perilaku Ken Tambuhan yang penuh kelembutan. Sementara itu, bait kedua menggambarkan bagaimana kejahatan permaisuri terhadap para putri.
Pesan moral yang terkandung dalam syair di atas adalah bahwa jika seseorang berperilaku baik, kebaikan itu akan kembali kepada dirinya sendiri. Sebaliknya, jika berperilaku buruk, keburukan itu juga akan kembali kepada dirinya sendiri.
Contoh Syair
Abdul MulukBerhentilah kisah raja Hindustan,
Tersebutlah pula satu perkataan,
Abdul Hamid Syah paduka sultan
Duduklah paduka bersuka-sukaan
Abdul Muluk putra baginda,
Besarlah sudah bangsawan muda,
Cantik menjelis usulnya syahda,
Tiga belas tahun umurnya ada.
Parasnya elok amat sempurna,
Petah majelis bijak laksana,
Memberi hati bimbang gulana,
Kasih kepadanya mulia dan hina.
Sumber: Puisi Lama STA
Syair Burung Nuri Karya Sultan Badaroedin
Paksi Simbangan konon namanya
Cantik dan manis sekalian lakunya
Matanya intan cemerlang cahayanya
Paruhnya gemala tiada taranya
Terbangnya Simbangan berperi-peri
Lintas di Kampung Bayan Johari
Terlihatlah kepada putrinya Nuri
Mukanya cemerlang manis berseri
Simbangan mengerling ke atas geta
Samalah sama berjumpa mata
Berkobaran arwah leburlah cinta
Letih dan lesu rasa anggauta
Baca Juga : Pengertian, Ciri, Jenis-Jenis, Unsur dan Struktur Puisi Lengkap
0 Response to "Pengertian, Ciri, Contoh dan Cara Menemukan Tema dan Pesan Syair"
Post a Comment